Thursday, January 24, 2008

Intan Permataku...


Lamaaa.. kutatap raut wajah kedua anakku yang tertidur pulas...Damai rasanya.., tenaaang sekali...

Teringat aku bagaimana setiap pagi aku harus berangkat dan meninggalkan Nadia..., Nadia hanya menatapku dalam diam.. tidak tersenyum , tidak juga melambai...


Meski tiada tangis, namun aku tahu.. sorot matanya memancarkan kecewa... Luruh lantak sudah hatiku... Ketika itu aku berpikir.. Ya Allah.. Dosakah Aku..? Meninggalkan Amanahmu itu berdiri sendiri..? Hanya meninggalkan sejuta tanya...?


Nadia, anak bermata terindah yang pernah aku tau.. Dengan mata beningnya ia hanya menatapku.. "Bunda mau kemana...? Bunda Mau kerja ya..?"

"Ayah aja yang kerja.."


Oh Nadia, andai engkau tahu nak betapa besar rasa cinta Bunda padamu....

Tentu saja Bunda jauh lebih bahagia menemanimu bermain dengan coki kesayanganmu itu daripada meeting untuk project baru.. :-)

Tentu saja Bunda akan lebih tenang bermain pesawat denganmu sampai berguling-guling, dengan tawamu yang sungguh tak dapat bunda lupa, daripada harus berkutat dengan berbagai macam spec technical, karena pekerjaan bunda sebagai engineer spec memang begitu.


Betapa banyak yang terlewatkan olehku.. langkah pertama.., tumbuh gigi pertama..., kata pertama... Hanya dilapori oleh.. Pembantu..

Betapa banyak yang terlewat.. dan itu sungguh tidak akan terulang kembali...

Remuk redam hati ini bila mengingatnya betapa banyak yang terlewat oleh bunda tentangmu nak..
Tapi kau tetap menatapku dengan mata bening itu.. "Bunda ndak papa..? bunda capek..?


Untuk Umar.., dan Nadia.. intanpermataku.., kali ini bunda sudah memutuskan.. Keputusan yang besar sekali buat bunda..

Bahwa bunda akan menemani kalian tumbuh. Karena bunda tahu, kalian tumbuh tidak dua kali.. dan bunda tidak akan melewatkan saat-saat ini. Waktu itu tidak pernah kembali kan ya..?

Biar orang berkata, kalian suatu saat akan meninggalkan bunda ketika kalian telah bermain, atau bahkan ketika kalian besar nanti..

Namun semoga kalian tahu, kapanpun kalian kembali.. maka bunda akan menunggu.. disini.
Akan menyediakan pangkuan bunda, untuk menangis.. atau kita akan tertawa dan tergelak bersama..atau makan es krim bersama.. atau apa sajalah


Orang berkata bahwa sayang aku meninggalkan pekerjaanku, meningalkan rizki berupa gaji..
Namun suamiku meyakinkanku, "Rizki itu sudah ada.. kita hanya diruruh menjemput, bukan dari perusahaan, bukan dari siapa-siapa tapi dari Allah"
Maka semoga bunda dimudahkan untuk menjemput rizki bagi kalian yaa..


Ya Allah.. jadikanlah kedua buah hatiku ini Qurrata'ayyun bagi siapa saja. Semoga mereka menjadi hambamu yang sholih dan sholehah..
Mereka adalah milikmu Ya Allah.. maka kuserahkan penjagaannya hanya pada-Mu..


-intan, yang sedang ngurus resign...

2 comments:

alya_ghina said...

Mbak,
salam kenal...
Aku sedih baca tulisan mbak. Karena hal seperti ini yang udah lama banget aku rasain & pengen banget bisa melakukannya. Makanya aku lagi dlm proses jadi Full time Mother. Semoga aku bisa nyusul seperti mbak, demi para "malaikat kecil" aku..
Keep spirit & pray mbak..

Anonymous said...

mbak Intan, salam kenal yah..
aku ga cuma sedih,, tapi terus tersedu.. semoga bisa jadi inspirasi utk aku yg sedang mengandung anak kedua...